Kesadaran
Berbahasa
Kesadaran
berbahasa adalah sikap seseorang baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama bertanggung jawab sehingga menimbulkan rasa memiliki suatu bahasa
dan dengan demikian ia berkemauan untuk membina dan mengembangkan bahasa itu.
Ciri-ciri dari kesadaran berbahasa :
1. tanggung jawab terhadap bahasa
dan berbahasa.
Ciri orang yang
bertanggung jawab terhadap bahasa dan pemakaian bahasa adalah :
- selalu berhati-hati menggunakan bahasa
- tidak merasa senang melihat orang yang mempergunakan bahasa secara serampangan
- memperingatkan pemakai bahasa kalau ternyata ia keliru
- tertarik perhatiannya kalau orang menjelaskan hal yang berhubungan dengan bahasa
- dapat mengoreksi pamakaian bahasa orang lain
- berusaha menambah pengetahuan tentang bahasa
- bertanya kepada ahlinya kalau menghadapi persoalan bahasa
Tanggung
jawab terhadap bahasa dan berbahasa mempunyai akibat yang mempunyai jangkauan
luas. jangkauan untuk manusia yang akan
datang dan manusia sekitar pemakai bahasa. Akibat sosial masa datang karena
bahasa akan di wariskan kepada generasi setelah pemakai
bahasa dan akibat sosial sekitar karena bahasa bergejala antara seseorang dan
orang lain.
2.
sikap terhadap bahasa dan berbahasa.
Sikap terhadap bahasa dan berbahasa dilihat dari dua segi yakni :
- sikap positif
- sikap negatif
Sikap positif terhadap bahasa lebih banyak di lihat dari pelaksanaan bahasa
dalam kehidupan sehai-hari oleh pemakai bahasa. Sikap terhadap bahasa itu
terlihat dari penghargaannya terhadap bahasa.
Sikap terhadap bahasa ditekankan pada segi tanggung jawab dan penghargaan
terhadap bahasa, sedangkan sikap terhadap berbahasa ditekankan pada kesadaran
diri sendiri dalam menggunakan bahasa secara tertib.
3.
rasa memiliki bahasa.
Untuk menanamkan rasa memiliki bahasa, oreang harus bertitik-tolak dari
anggapan bahwa bahasa adalah miliknya pribadi,konsekuensinya kita wajib
memeliharanya.
4.
partisipasi dalam pembinaan bahasa.
- Partisipasi informal
Ikut serta dalam pembinaan bahasa dengan pemakaian bahasa yang tertib. Dalam
berbicara atau menulis hati-hati,sehingga bahasanya terpelihara,tidak ada
kesalahan dari segi kaidah bahasa.
- Partisipasi formal
Melakukan pembinaan melalui pertemuan formal, termasuk menyumbangkan fikiran
dalam bentuk tulisan atau lisan yang mendukung usaha pembinaan bahasa. Ikut
berpartisipasi dalam forum diskusi, seminar, kongres, konferensi baik pada
tingkat lokal hingga inernasional yang khusus membicarakan persoalan
kebahasaan.
(Dr.
Mansoer Pateda)